Wisata di Kaki Gunung Rajabasa di kawasan hutan register 3 ternyata sangat mengasyikkan. Pengalaman ini saya dapatkan saat mengikuti acara tur penutup rangkaian Festival Wisata Hutan Lampung 2022. Diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Way Pisang di Kaki Gunung Rajabasa, Lampung Selatan.
Wisata di Kaki Gunung Rajabasa ini mengunjungi beberapa destinasi wisata. Antara lain Air Terjun Way Tayas, Pantai Kunjir, Way Belerang Kecapi Kalianda, Air Terjun Anakan Way Kalam, Air Terjun Indukan Way Kalam.
Berlangsung selama 2 (dua) hari, tanggal 17 dan 18 Sepetember 2022. Menginap di Desa Wisata Way Kalam, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.
Festival Wisata Hutan Lampung
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah, pernah mengatakan kepada kami bahwa, 28 (dua puluh delapan) persen wilayah Lampung adalah hutan. Dan banyak sekali daya tarik wisata yang ada dalam kawasan hutan tersebut dikelola oleh petani.
Festival Wisata Hutan ini bsia menjadi sarana edukasi bagi para petani hutan. Dan sekaligus menjadi wisata edukasi hutan bagi para wisatawan. Semua mendapat manfaat.
Semakin banyak wisatawan yang mau berwisata di hutan. Karena mereka ingin menikmati udara yang masih bersih dan segar, suasana asri dan tenang, suara-suara alam yang menenangkan, mempelajari pengetahuan baru tentang hutan.
Dan banyak juga wisatawan yang ingin rekreasi sekaligus berolah raga. Berjalan cepat atau berlari di lingkungan hutan yang rindang dan asri. Badan sehat dan pikiran tenang sekaligus bahagia.
Menjadi sebuah kegiatan forest healing yang mengasyikkan.
Dan dalam trip kali ini, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung mengundang beberapa rekan media online, tour & travel, dan influencer.
Dalam undangan tertera antara lain; Lampung Geh (@lampuung, @kelilinglampung, @kutaheriawan, @aanmocha, @ryckooo__, Ruko Nusa, Ethos Management, Avonturin, Tapis Blogger, Lampung7, dan KBNI.
Tur Festival Wisata Hutan Lampung di Kaki Gunung Rajabasa
Kami berangkat dari Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, pagi hari pukul 08:00 WIB. Lewat jalan tol, melalui Gerbang Tol Itera, langsung menuju Kaki Gunung Rajasa.
Pantai Kunjir
Sebelum ke Air Terjun Way Tayas, kami berhenti sebentar untuk foto-foto di Pantai Kunjir.
Tepatnya di pantai yang ada tugu peringatan tsunami.
Ada banyak pondokan yang asyik buat duduk-duduk santai menghadap laut. Jika cuaca cerah, Gunung Anak Krakatau bisa terlihat di kejauhan.
Ada banyak warung yang menjual makanan dan minuman di sini.
Air Terjun Way Tayas
Destinasi wisata pertama dalam itinerary adalah Air Terjun Way Tayas. Air terjun ini berada di arah selatan Gunung Rajabasa. Dari puncak Gunung Rajabasa, dengan garis lurus, berjarak sekitar 3,8 kilometer.
Dari Bandar Lampung berjarak sekitar 92 kilometer via tol. Bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam. Sedangkan dari Pelabuhan Bakauheni berjarak sekitar 25 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Dari Desa Sukaraja, mobil bisa naik ke arah atas melewati jalan berbatu sejauh sekitar 1,5 kilometer. Jalan masuk ini bisa dikenali dengan adanya gerbang bertuliskan ‘tanah milik PT KAI’.
Sampai di area parkir kendaraan roda empat, masih harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 1 kilometer ke area parkir motor di atas. Beberapa dari kami menggunakan motor yang sudah disiapkan oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) setempat.
Jalur ini melewati kebun-kebun warga yang rindang, sudah berasa hutan. Karena kerapatan pepohonan tinggi yang rimbun.
Lalu dari area parkir motor, dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh kira-kira 100-200 meter. Jalur ini menurun landai. Dan menjelang sampai sedikit curam namun tetap aman.
Suasana sekitar air terjun ini begitu asri. Dikelilingi tebing dan pepohonan tinggi. Debit airnya lumayan deras dengan air yang jernih.
Kami tidak mandi dan tidak terlalu lama berada di sini. Namun sudah sangat puas dengan lingkungan yang asri menyegarkan. Dan sesekali terhibur oleh suara siamang di kejauhan.
Baca juga:
* Pesona Air Terjun Way Tayas di Kalianda
Makan Siang di Pantai Canti
Kami istirahat, sholat zuhur, dan makan siang di Pantai Canti. Dinas Kehutanan Provinsi Lampung mengajak kami makan di Rumah Makan Ayam Bakar Bunda Massodah.
Bumbu ayam bakar dan ikan bakarnya sangat enak. Sambalnya manis dan tidak terlalu pedas.
Suasana rumah makan pinggir pantai ini mengasyikkan. Ada pilihan duduk lesehan di pondokan atau duduk di kursi di ruang terbuka di bawah pohon.
Ada mushola di dekatnya.
Way Belerang Simpur Desa Kecapi
Ini adalah kedua kalinya saya mengunjungi Way Belerang ini. Sangat senang bisa bertandang lagi setelah kunjungan pertam satu tahun lalu.
Dalam kunjungan pertama, belum ada spot buatan berupa pemandian umum. Sekarang sudah ada spot yang dibuat khusus bagi wisatawan yang ingin mandi air panas. Di spot ini ada pancuran air dingin. Sehingga pengunjung tidak merasa terlalu panas saat berendam.
Spot berendam favorit saya ada di bawah spot ini. Karena di sini aliran air panas dan aliran air dingin sudah menyatu. Jadi suhunya sudah terasa lebin nyaman secara alami untuk berendam.
Spot kedua ini juga merupakan tempat mandi warga sekitar waktu pagi dan sore hari.
Baca juga:
* Asyiknya Berendam di Way Belerang Simpur, Hangat dan Jernih!
Desa Wisata Way Kalam
Salah satu yang membuat saya tertarik mengikuti post tour Festival Wisata Hutan 2022 ini adalah karena menginap di Desa Way Kalam.
Yang tidak kami sangka adalah, ternyata sudah ada 30 homestay yang terdaftar di OYO. Dan sudah terbiasa menerima tamu dari jauh.
Homestay yang saya tempati adalah rumah berlantai dua. Saya dan kawan-kawan mendapat dua kamar di lantai dua. Masing-masing kamar terdapat kasur berukuran besar yang bisa untuk 2 orang. Tersedia selimut dan stop kontak listrik.
Saat makan malam, kami dihibur dengan kesenian pencak silat yang dibawakan oleh anak-anak muda TTKDH Way Kalam.
Dan berikut ini destinasi yang kami kunjungi di hari kedua, Minggu 18 September 2022.
Air Terjun Anakan Way Kalam
Ini adalah kunjungan saya yang ketiga kalinya ke air terjun ini. Walaupun ukurannya tidak besar dan tidak tinggi, namun air terjun ini sangat indah.
Kuncinya adalah, suasana hutan di sini masih sangat terjaga. Ada banyak pohon berukuran besar dan tinggi. Dan sinar matahari susah menembus area sekitar air terjun karena tutupan pohonnya rapat.
Berjalan kaki dari parkir mobil menuju air terjun saja sudah merupakan hiburan tersendiri. Menikmati udara segar dan suara-suara alam yang tidak akan bisa didengar di kota besar.
Dan selama berada di air terjun ini, pengunjung dapat menikmati udara yang sangat bersih dan segar.
Berendam di aliran air terjun ini sangat mengasyikkan.
Air Terjun Indukan Way Kalam
Jika Air Terjun Way Kalam Anakan ukurannya kecil dan tidak tinggi, Air Terjun Indukan Way Kalam memiliki tebing air terjun yang lebih tinggi dan besar.
Tingginya mungkin sekitar 30an meter. Dan airnya langsung menghunjam ke bagian bawah. Mengenai bebatuan terlebih dahulu, sebelum mengalir ke kolam alami di bagian bawahnya.
Suasana di sekitar air terjun ini juga sangat asri dan rimbun.
Yang menantang saat berkunjung kemari adalah jalurnya yang lumayan curam bagi orang awam. Saat pergi harus berjalan menuruni lembah. Dan saat pulang harus berjalan naik.
Jika seksama, kamu dapat melihat tebing yang sangat tinggi dan memanjang di atas jalur turun ke air terjun.
Baca juga:
* Air Terjun Way Kalam di Lampung Selatan
Kesimpulan
Post Tour Festival Wisata Hutan Lampung 2022 yang diadakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Lampung ini sangat menarik. Membuka wawasan kehutanan bagi para peserta tur.
Selama ini banyak orang yang tidak mengetahui bahwa kebanyakan air terjun di Lampung berada di dalam kawasan yang dikelola oleh Dinas Kehutanan.
Melalui tur ini juga mengingatkan peserta akan pentingnya keberadaan hutan. Khususnya hutan register 3 yang masuk dalam area kerja KPH Way Pisang Dishut Provinsi Lampung.
Hutan register 3 ini memberikan masyarakat di sekitarnya penghidupan dengan berbagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Masyarakat juga mendapat keuntungan dari adanya wisata hutan dan wisata desa.
Dan wisatawan sangat tertarik untuk datang karena hutan di sini masih terjaga. Bayangkan saja kalau hutan tidak dijaga oleh masyarakat lokal. Bisa terjadi erosi, longsor, banjir bandang, kering saat kemarau, dan sebagainya.
Jika hutan tidak terjaga, wisatawan tentu saja tidak akan datang. Karena suasananya sudah tidak asyik lagi, debit air terjun berkurang karena pasokan air berkurang, dan sebagainya.
Dan kita berwisata di hutan membelanjakan uang kita di masyarakat sekitar, berarti sudah turut serta menjaga kelestarian hutan. Walaupun mungkin belum seberapa jumlahnya, namun paling tidak sudah berkontribusi memberikan penghasilan tambahan bagi warga yang tinggal di sekitar hutan.
Tanpa menebang pohon, masyarakat bisa menerima tambahan dari biaya homestay, makan, pemandu wisata, ojek, dan sebagainya.
Di luar berbagai kekurangannya, Tur Festival Wisata Hutan Lampung di Kaki Gunung Rajabasa ini sangat mengasyikkan. Kamu akan melihat berbagai keindahan hutan, air terjun, aliran air, dan kearifan lokal yang terus berlangsung. Bisa mendapat pengalaman mengasyikkan yang membuat hidup lebih bahagia dan badan menjadi lebih sehat.
Ayo wisata ke Kaki Gunung Rajabasa di Lampung Selatan.