Siapa yang tidak mengenal dan menyukai kelengkeng? Buah yang rasanya segar dan manis sekali. Dan ternyata Provinsi Lampung punya potensi menjadi daerah pennghasil kelengkeng. Karena masih ada banyak sekali lahan yang bisa ditanami.
Kali ini kelilinglampung.net berkesempatan eksplorasi kebun kelengkeng. Datang ke acara panen kelengkeng, bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Way Seputih Way Sekampung (BPDASHL WSS).
Kami mengunjungi kebun Kelengkeh Itoh milik Pak Jumadi yang berlokasi di X9CP+P38, Gedung Dalam, Batanghari Nuban, Lampung Timur. Berjarak sekitar 18 kilometer dari Kota Metro.
Baca juga:
* Wisata Hutan Mangrove di Desa Sriminosari Lampung Timur
Kebun kelengkeng ini adalah salah satu program dari Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui BPDASHL WSS.
Kebun Kelengkeh Itoh ini bukanlah tempat wisata umum yang bisa dikunjungi kapan saja. Melainkan sebuah kebun milik pribadi yang tergabung dalam kelompok petani setempat.
Kalau kamu berminat datang untuk mencicip buah langsung dari pohonnya, bisa langsung hubungi kontak di akhir artikel.
Kepala BPDASHL WSS Idi Bantara menjelaskan, bibit kelengkeng di sini sudah terseleksi oleh kawan-kawan petani. Serta sudah bersertifikat dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian (BPSBP).
“Banyak jenis kelengkeng itoh. Yang kita panen sekarang adalah yang multi. Jadi setelah di pohon ini berbuah, bisa dibuahkan lagi. kalau kita lihat di bagian atas pohon, ada yang berbunga,” Jelas Idi Bantara di Gedung Dalam Lampung Timur, Senin (27/12/2021).
Di sini kami melihat kelengkeng berbuah dari tangkai kecil. Dan ternyata ada juga jenis kelengkeng yang berbuah di tangkai yang lebih besar dan buahnya lebih rapat.
“Dalam satu tangkai ini paling tidak ada 2 kilogram. Satu kilo kelengkeng di supermarket di Bandar Lampung harganya bisa Rp 40 ribu. Kalau di sini mungkin Rp 30 ribu,” Pak Idi menambahkan.
Idi Bandatara mengungkapkan, ada peluang bagi petani Lampung di buah kelengkeng.
“Impor kita (kelengkeng) masih 1,9 triliun pertahun berdasar data Badan Pusat Statistik. Kalau kita mengambil peluang 1 persennya saja, ada peluang 19 miliar rupiah untuk petani”
ini peluang baik untuk pembangunan masyarakat di desa. Dengan cara sederhana, mandiri buah, ita tidak akan tergantung lagi dari impor.
Petani yang punya lahan, walau du halaman rumah, bisa menanam kelengkeng. Cara menanamnya praktis dan sederhana. Bahkan bisa diatur kapan panen buahnya.
“Kalau ingin panen di tanggal tertentu, maka perlakuannya bisa dimulai dari 6 bulan sebelum. Jadi kalau ingin panen di tanggal 1 Januari, maka bisa dipersiapkan dari sekitar bulan Juli.” Idi Bantara memaparkan.
“Jadi bisa saja panen kelengkeng langsung di pohonnya ini untuk merayakan sesuatu. Bisa untuk hadiah ulang tahun, hari perkawinan, dan lain sebagainya,” Lanjutnya.
Semoga Lampung bisa menjadi pusat kelengkeng dan buah-buah yang lain. Sukses buat petani kelengkeng Lampung. Pungkasi Idi Bantara.
Kami pun mengobrol santai dengan Jumadi, pemilik kebun yang kami kunjungi.
Ia menuturkan, pada awalnya meyakini kalau kelengkeng memiliki nilai ekonomi yang bagus.
“Ada beberapa kelebih dan dari buah ini. Perawatannya pun lebih mudah. Kalau harga sedang tidak bagus bisa kita biarkan dulu di pohon, tidak panen dulu”
“Kita bisa biarkan saja dulu di pohon sampai harga bagus. Semakin kering akan semakin enak dan bijinya akan semakin mengecil.”
Masing-masing pohon, Jumadi menambahkan, bisa diatur kapan panennya. Jadi bisa panen setiap bulannya.
Baca juga:
* Suhita Bee Farm di Bandar Lampung
Jumadi ungkapkan, ada beberapa pembeli dari Palembang yang sengaja datang ke kebunnya. Rombongan keluarga yang ingin berwisata dan memetik langsung kelengkeng dari pohonnya.
Sebuah peluang agrowisata yang menarik!
Kamu berminat datang dan mencicipi buah kelengkeng itoh di Gedung Dalam, Batanghari Nuban, Lampung Timur? Atau ingin mencoba menanamnya di halaman rumah?
Kontak
Kelompok Tani Gedung Dalam:
Bambang: +62 853-8002-8092
Samsul: +62 821-7724-1777
Video: