Daftar Isi:
Kebun Raya Liwa sangat menarik untuk didatangi. Banyak aneka tumbuhan yang menjadi koleksi kebun ini. Mulai dari tanaman hias, buah-buahan, dan jenis tanaman lainnya. Sudah tahu di mana lokasinya, harga tiket masuk, dan pesona yang ada di dalamnya? OK, simak terus sampai selesai ya.
Kebun Raya Liwa adalah salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Lampung Barat. Bisa masuk ke dalam list tempat yang bisa kamu kunjungi saat liburan ke Liwa. Bisa melihat banyak jenis tanaman di sini. Dan tentu saja bisa foto-foto seru yang kemudian bisa kamu unggah ke akun media sosialmu.
Baca juga:
* Pesona Wisata Suoh Lampung Barat
Lokasi Kebun Raya Liwa
Lokasinya sangat strategis, masih berada di area perkotaan Liwa dan berada di jalur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
KRL Liwa sangat mudah dituju dan dicapai. Karena ibukota Kabupaten Lampung Barat ini tidak seribet kota besar. Dengan bermodal google map atau bertanya ke orang yang kamu temui, kamu sudah bisa sampai.
Kalau dari arah Kotabumi atau Sumberjaya, arahkan saja kendaraan ke pusat kota Liwa. Begitu sampai di tugu kota, belok ke arah kanan. Melewati Lapangan Merdeka lalu belok kiri sebelum Taman Hamtebiu. Dari tugu hanya berjarak sekitar 1,1 kilometer.
Atau dari Tugu Liwa belok ke kiri memasuki jalan Krui-Liwa. Sekitar 500 meter dari tugu, belok ke kanan. Sekitar 400an meter, kamu akan tiba di KRL.
Koordinat Lokasi: 5o 02’ 17.98” LS dan 104o 04’ 34.27” BT
Alamat
Secara administratif, KRL masuk wilayah Pekon (desa) Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Liwa, Kabupaten Lampung Barat.
Peta
Bisa lihat lokasinya di peta Google di bawah ini.
Harga Tiket Masuk
Meskipun sudah dibuka untuk umum beberapa tahun ini, belum ada retribusi untuk masuk menikmati beragai fasilitasnya. Mungkin dalam waktu dekat akan diberlakukan. Saat ini masih dalam proses.
Yang perlu kamu keluar biaya mungkin hanya parkir kendaraan saja.
Harga Tiket Masuk: Gratis
Parkir: Rp. 5000 – Rp. 10.000 (?)
Jam Buka
Kalau datang dari jauh, seperti dari Bandar Lampung, pastikan kita sampai di kebun ini di hari bukanya. Karena dalam seminggu ada 2 (dua) hari yang ditutup untuk perawatan.
Hari Buka: Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu, Minggu
Tutup: Senin dan Jumat
Buka dari pagi sampai sore, malam tutup.
Pukul: 09:00 – 16:00 WIB
Pesona Kebun Raya Liwa
Lalu apa saja pesona dan keunikan dari KRL ini, sehingga kita harus mendatanginya? Karena pasti kamu juga berharap bisa melihat atau merasakan berbagai pesonanya bukan?
1. Udara Sejuk
Saat menyusuri jalan menuju Liwa, sebenarnya kita sudah bisa merasakan udara yang sejuk. Seperti di Sekincau dan Sumber Jaya.
Namun berjalan kaki di kebun dengan bunga bewarna-warni dan tumbuhan lain sambil menghirup udara sejuk, tentu akan memberikan pengalaman yang berbeda.
2. Pemandangan Indah Perbukitan
Salah satu pesona KRL adalah lahannya menempati wilayah perbukitan. Lahannya tidak rata, sehingga memberikan nuansa keindahan tersendiri bagi yang mengunjunginya.
Kita bisa menikmati panorama bentangan alam bebukitan yang indah.
3. Etalase TNBBS
Kebun ini berada di jalur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Sehingga saat berada di kebun ini, kita bisa menikmati keindahan alam TNBBS yang mengelilinginya.
4. Dekat dari Monumen Gempa Liwa
Mengingat kejadian yang sudah berlalu lama itu juga bagus untuk pendidikan, khususnya ke anak-anak kita. Selain mengingat pahlawan daerah, juga ada baiknya mengingat kejadian alam yang mengakibatkan kerusakan parah.
Ajak keluarga untuk mengenang kejadian gempa Liwa yang terjadi pada tanggal 15 Februari 1994.
Gempa tersebut termasuk besar saat itu. Saya yang berada di Kota Bandar Lampung saja sempat measakan getarannya, walau terasa kecil.
Akibat dari gempa Liwa 1994, 75 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Dan ada 196 orang yang meninggal dan 2.000 orang terluka.
5. Ada Beberapa Taman
KRL memiliki beberapa taman dengan tema berbeda. Saat berkunjung bisa melihat semua taman tersebut untuk menambah wawasan kita mengenai tanaman.
Kamu bisa tengok Taman Hias, Taman Obat Mini, Taman Araceae, dan Taman Rumput Bali.
6. Ada Banyak Koleksi Tumbuhan
Hingga saat ini sudah banyak koleksi tanaman di KRl. Koleksi tersebut didapat dari kegiatan eksplorasi tumbuhan dan perbanyakan tanaman melalui pembibitan.
Koleksi tanaman dikelompokkan dalam vak-vak tematik. Yaitu di Vak I, Vak II, Vak III, dan Vak IV, Vak V dan Vak VI.
Untuk kamu ketahui; ada 98 jenis pembibitan di KRL ini (2.118 spesimen), serta ada 96 jenis anggrek (945 spesies).
Kemudian ada araceae 25 jenis (378 spesimen), begoniaceae 17 jenis (165 spesimen), piperaceae 11 jenis (69 spesimen), hoya 1 jenis (11 spesimen), aeschinantus 2 jenis (18 spesimen), nepenthaceae 8 spesimen.
Serta kebun koleksi 170 jenis (1.146 spesimen) dan kebun obat 106 jenis (819 spesimen).
7. Ada Tanaman Langka
Jangankan yang benar-benar langka, yang banyak pun mungkin saja jarang kita lihat di kota besar. Nah di KRL ini kamu bisa melihat dari dekat tanaman yang benar-benar langka.
Salah satunya adalah anggrek langka yang hanya tumbuh di sekitar Kebun Raya Liwa. Juga ada tanaman kayu yang sudah langka dan jarang ditemukan.
Kemudian ada bunga bangkai (Amorpophalus sp) dan bunga bangkai raksasa (Amorpophalus titanum Becc) atau suweg raksasa.
8. Banyak Spot Foto
Tempat yang bagus, baik itu alami maupun buatan, sudah bisa menjadi lokasi kamu foto-foto.
Termasuk di KRL ini, berbagai sudutnya memberikan kamu banyak pilihan untuk foto-foto. Bisa swafoto maupun foto beramai-ramai.
Foto anak-anak yang masih kecil di sini, tentu akan memberikannya pengalaman dan kenangan indah jalan-jalan bersama keluarga.
Baca juga:
* Pesona Air Terjun Semantung di Lampung Barat
Kesimpulan
Kebun raya ini sangat layak dikunjungi kalau kamu jalan-jalan liburan ke Liwa Lampung Barat. Sebuah destinasi wisata yang menyajikan keindahan alam, udara sejuk, dan suasana tenang.
Saya sudah beberapa kali mengunjungi Kebun Raya Liwa (KRL). Dan tidak pernah bosan untuk mampir, baik itu saat bersama kawan maupun keluarga. Selain foto-foto, kita bisa melihat dari dekat berbagai koleksi tanaman/tumbuhan di sini. Sebuah destinasi wisata, sekaligus sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan konservasi.