JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Deputi Pengembangan Destinasi Regional 1 akan menggelar Workshop Identifikasi 3A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas). Kegiatan berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (8-9/2), di Swiss-Belhotel Bandar Lampung.

Deputi Pengembangan Destinasi Regional 1 Dadang Rizki Ratman mengatakan, ada dua topik yang akan dibahas dalam rakor tersebut. Hari pertama, fokus pada pemberian dukungan fasilitasi pengembangan destinasi regional I area IV serta wilayah Sumatera area III dan IV.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk koordinasi dan sinkronisasi pengembangan destinasi pariwisata di masing-masing kabupaten/kota sepanjang tahun 2019,” ujarnya, Rabu (6/2).

Untuk itu, masing-masing Kadis Pariwisata diminta menyiapkan program kegiatan pengembangan destinasi pariwisata di daerahnya. Termasuk melakukan identifikasi rencana kegiatan yang tercantum pada dokumen perencanaan. Contoh RIPPDA atau MoU/ PKS terkait dengan pengembangan kepariwisataan.

Khusus Identifikasi 3A, Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Lokot Ahmad Enda menyatakan kegiatan itu bakal digelar hari keduanya. Esensi kegiatan lebih pada pemantauan dan evaluasi pengembangan destinasi pariwisata regional I area III dan IV.

“Sesuai judul kegiatan, Workshop Identifikasi 3A bertujuan untuk mengidentifikasi progres dan update 3A di masing-masing provinsi dan kabupaten/ kota. Semua cakupan akan dibahahas, mulai dari atraksi, aksesibilitas hingga amenitas,” jelasnya.

Kepala Bidang Destinasi Area IV Hendri Karnoza menuturkan, workshop akan diikuti seluruh Dinas Pariwisata baik provinsi maupun kabupaten/kota. Antara lain dari Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung, Jambi, dan Sumatera Selatan. Termasuk dari Kementerian Pariwisata.

“Mengingat pentingnya acara ini, kami berharap semua undangan bisa hadir untuk mengikuti workshop tersebut. Kita perlu tahu sejauh mana progres 3A untuk mendukung perkembangan pariwisata di masing-masing daerah,” ucapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, 3A menjadi tolok ukur seberapa jauh kesiapan sebuah destinasi untuk dipromosikan. Kemenpar sendiri selalu mengandalkan 3A untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.

“Industri pariwisata tidak bisa lepas dari 3A. Jika pariwisata ingin maju dan banyak dikunjungi wisatawan, maka harus ada atraksi yang bisa dijual. Selanjutnya aksesibilitas harus memadai, baik sarana infrastuktur maupun moda transportasi yang bisa menjangkau lokasi. Terakhir, soal amenitas harus pula diperhatikan karena ini masuk kebutuhan dasar. Harus ada hotel atau minimal homestay yang bisa disewa wisatawan,” bebernya.(*)

You might also enjoy:

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *