Daftar Isi:
Kelilinglampung.net – Ada yang tau kopi legend di Lampung? Jangan lupa seduh dulu Kopi Bola Dunia Lampung yay. Kita bareng-bareng nyeruput kopi sambil baca artikel ini.
Selain membahas era kopi baru dan kopi kekinian, kita baiknya juga bahas kopi-kopi tradisional yang masih bertahan sampai sekarang yuuuk. Salah satunya adalah keberadaan Kopi Lampung cap Bola Dunia.
Karena sampai saat ini penggemarnya masih banyak sekali. Terutama angkatan sebelum angkatan milenial yang sampai saat ini tahu Kopi Lampung itu ya Kopi Bola Dunia yang enak.
Kopi Bola Dunia sampai saat ini pun masih laris sebagai oleh-oleh khas Lampung. Banyak dijual dan dipesan secara online di berbagai blog dan portal jual beli.
Ini soal selera ya. KelilingLampung tidak membahas benar salah dan tepat atau tidak dalam menikmati kopi. Biar itu jadi pembahasan di meja kopi lain.
Baca ini:
* Mau Wisata Kuliner Lampung, Follow Saja 5 Akun Instagram Ini
Sejarah Kopi Lampung Cap Bola Dunia
Yang pertama kali membangun usaha ini adalah seorang keturunan bernama Lee A Piang. Bermula di Jalan Ikan Kakap Pesawahan, Telukbetung, Bandar Lampung. Mengambil biji kopi Tanggamus lalu diolah menjadi kopi bubuk.
Saat itu namanya masih ‘Kopi Njit Sin’ yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘Sinar Baru’. Jualannya bukan di warung atau toko, melainkan berkeliling kota Tanjungkarang Teluk Betung (Sekarang Bandar Lampung) dengan menggunakan sepeda ontel.
Pengolahan menggunakan mesin dimulai di tahun 1930an. Lee A Piang mulai menggunakan mesin giling berbentuk bola. Kapasitas kopi dalam sekali giling adalah sebanyak 25 kilogram. Ini dilakukan karena permintaan kopi mereka mulai meningkat. Capek kan kalau harus manual terus.
Beralih ke generasi kedua, Lee Yung Hin, di tahun 1950. Dan di era Lee Yung Hin inilah namanya berubah menjadi Kopi Sinar Baru Cap Bola Dunia di tahun 1967. Karena saat itu Presiden RI mewajibkan produk-produk Indonesia menggunakan nama-nama Indonesia.
Pemberian nama cap Bola Dunia karena terinspirasi dari bentuk mesin gilingan kopi yang berbentuk bola. Ini rupanya alasan pemberian nama tersebut.
Generasi ke-3 mulai ikut andil di tahun 1970an. Cucu Lee A Piang, Sukianto, mulai ikut membantu usaha kopi keluarga ini. Sampai akhirnya Sukianto mewariskan usaha kopi tersebut.
Tahun terus berganti, permintaan kopi terus meningkat di era Sukianto. Mesin giling pun berganti menjadi mesin berkapasitas 100 kilogram. Karena mesin bertambah besar, lokasi produksi mau tidak mau juga harus berpindah tempat.
Toko di Jalan Ikan Kakap dijadikan khusus untuk berjualan saja. Untuk pengolahan, mereka bangun pabrik di Jalan Ikan Tembakang Sukaraja.
Baca juga:
* 20 Tempat Wisata di Bandar Lampung
Kopi Bola Dunia di Era Milenial
Mulai tahun 2003 anak pertama dari Sukianto, Willy, mulai membantu ayahnya. Sementara adik Willy yaitu Lucas, baru mulai membantu di tahun 2011. Karena Lucas harus menyelesaikan kuliah di luar negeri.
Seperti dilansir di Tribunlampung pada 12 Januari 2018, Lucas tertarik untuk meneruskan usaha kopi karena di generasi keempat hanya ada dirinya dan sang kakak, Willy.
“Kalau bukan kami siapa lagi? Jadi kami yang harus mengelola dan membesarkan kopi ini, serta melakukan ekspansi,” jelas Lucas kepada Tribun Lampung.
Di era mereka inilah mesin berganti menjadi yang berkapasitas 3 ton. Namun diakui Lucas, produksinya tidak pernah mencapai 3 ton perhari. Rata-rata perhari mereka hanya produksi sekitar 300-800 kilogram saja.
Membatasi produksi juga berguna untuk menjaga kesegaran kopi, yangsampai saat ini masih mengambil biji kopi dari petani kopi Tanggamus.
Baca juga:
* 7 Oleh-oleh Khas Bandar Lampung
Ciri Khas Kertas Kopi
Nah ini juga kamu perlu tahu, kopi pertama di Lampung yang menggunakan kertas kopi ya Kopi Bola Dunia yang dirintis oleh Lee A Piang ini. Setelah mereka menggunakan kertas kopi, ada usaha lain yang menirunya.
Bahkan ada juga yang menggunakan merek yang sama namun dengan membalikkan logo atau menambah nama.
Romatika Kopi Lampung Bola Dunia
Kalau Kelilinglampung perhatikan, banyak yang setia dengan Kopi Bola Dunia Lampung ini. Mereka setia menikmati kopi Bola Dunia dari generasi pertama sampai generasi keempat sekarang. Meskipun saat ini sudah menjamur ‘kopi kekinian’.
Bagi mereka ini, Kopi Bola Dunia masih lah yang terbaik. Karena rasanya tidak berubah dari dulu hingga sekarang. Kualitas dan rasa masih dipertahankan oleh anak cucu Lee A Piang.
Di tengah merek-merek baru dan tiruannya, Bola Dunia masih bertahan sampai sekarang. Dan menjadi salah satu oleh-oleh khas Lampung yang banyak dicari oleh penggemar kopi di luar Lampung.
*Menyadur dari: http://lampung.tribunnews.com/2018/01/12/ingat-kopi-bola-dunia-yang-melegenda-ternyata-pernah-dilarang-presiden-pakai-nama-ini
Jadi ingat pertama kali ke Lampung. Waktu itu habis nikah. Pak Suami ajak sowan ke rumah kerabatnya. Nah waktu pulang dikasih oleh-oleh Kopi Cap Bola Dunia, yang dikemas menggunakan kertas kopi warna coklat yang ada garis-garisnya..?